Sabtu, 10 September 2011
Stress akibat dijadikan budak seks artis cantik pemeran drama Asia BBF bunuh diri
Biro Pusat Statistik (BPS) Nasional Korea menyatakan, 26,1 dari 100 ribu orang nekat bunuh diri pada 2005. Angka itu melonjak lebih dari dua kali lipat dibanding pada 1995 yang hanya 11,8 dari 100 ribu orang. “Tingkat bunuh diri pada 2005 adalah rekor tertinggi nasional sekaligus menjadi yang tertinggi di antara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD),” ujar seorang pejabat BPS. Data BPS menunjukkan, dari total jumlah kematian yang mencapai 245.511 pada 2005 itu, 12.047 di antaranya akibat bunuh diri. Yang mengakhiri hidup itu umumnya mereka yang lanjut usia.
Menurut Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, tingkat bunuh diri di negaranya melonjak drastis dibanding anggota OECD dalam sepuluh tahun terakhir. Statistik kesehatan OECD pada 2002 menunjukkan, 18,1 dari 100 ribu orang Korea bunuh diri. Jumlah itu termasuk dalam empat tertinggi tingkat bunuh diri di antara 29 negara anggota lain, seperti Hungaria, Meksiko, dan Jepang. Tingkat bunuh diri di Korea Selatan sangat kontras dibanding 20 tahun lalu. Pada 1982, jumlahnya relatif rendah, hanya 6,8 dari 100 ribu orang.
Selain data statistik nasional di Korea yang menunjukkan angka bunuh diri disebabkan oleh faktor lanjut usia. Serta media lokal yang menyebutkan bahwa faktor bunuh diri disebabkan oleh faktor ekonomi dan penyakit, ada hal yang menghebohkan berkaitan dengan bunuh diri dalam dunia hiburan. Banyak artis yang sedang naik daun tetapi mereka memilih mengakhiri hidupnya dengan suicide.
Salah satu artis ternama di negeri Gingseng yang sedang naik daun tetapi mengambil langkah untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri adalah Jang Ja Yeon. Kematiannya sangat menyita perhatian publik Korea Selatan. Maklum saja, artis cantik ini adalah pendatang baru di dunia panggung hiburan negeri Ginseng tersebut. Jang Ja Yeon ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya. Tewasnya Jang Ja Yeon itu menjadi pembicaraan bukan karena kematiannya saja yang sangat mengenaskan. Dia juga membawa beberapa nama orang penting dalam bisnis hiburan negara tersebut yang bertanggung jawab atas keputusannya menghakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri. Jang Ja Yeon menulis alasannya bunuh diri karena adanya eksploitasi dan juga pelecehan seksual yang dialaminya di dunia hiburan negara tersebut.
Dalam tujuh catatan yang dibuat artis yang bermain di serial ‘Boys Before Flowers’ sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya, menceritakan betapa kejamnya dunia hiburan tanah air. Dia diduga dipaksa menjadi budak seks untuk orang-orang kaya di sana demi memuluskan kariernya sebagai artis. Jang Ja Yeon dikenal setelah kemunculannya sebagai bintang iklan televisi. Pada saat artis cantik itu meninggal dia sebenarnya sedang menunggu rilis dua filmnya. Hampir tujuh juta fans yang membuka websitenya setelah dua hari artis cantik itu meninggal pada 7 Maret 2009 lalu.
Bunuh diri yang dilakukan oleh Jang Ja Yeon termasuk dalam kategori bunuh diri egoistic. Dimana masayarakat atau kelompok di mana individu tidak dapat berinteraksi dengan baik dalam unit social yang luas. Lemahnya integrasi ini melahirkan perasaan bahwa individu bukan bagian dari masyarakat dan masyarakat bukan bagian pula dari individu. Dalam keadaan dimana kepentingan individu jauh lebih tinggi daripada kepentingan masyarakat.
Sungguh ironis, untuk meraih popularitas dalam dunia entertainer kebanyakan artis harus membayarnya dengan cara amoral seperti kasus diatas. Mereka dijadikan budak seks para lelaki hidung belang berkantong dolar untuk meluruskan kariernya. Adanya rasa tidak nyaman dan cenderung merasa tereksploitasi membuat mereka semakin terpuruk dan memilih jalan keluar dengan cara bunuh diri.
Sumber : riyanidirgantara